Mediabin.info, Pangkalpinang, Bangka Belitung –Kurikulum Merdeka yang diterapkan di seluruh Indonesia kini mulai menginjakkan langkahnya di sekolah-sekolah Bangka Belitung.
Dengan tujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berbasis pada potensi siswa, implementasi kurikulum ini membawa tantangan tersendiri bagi guru, siswa, dan pihak terkait. Namun, di balik tantangan tersebut, ada sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini. Kurikulum Merdeka Pembaruan Pendidikan Nasional :
1.Pengaruh Kurikulum Merdeka di Indonesia Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan gaya dan kebutuhan mereka, seperti visual, audio, atau kinestetik. Guru perlu melakukan asesmen diagnostik untuk memahami kebutuhan belajar siswa dan menyesuaikan modul ajar.Pendekatan ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal, sementara guru berperan sebagai fasilitator. Kurikulum ini juga memungkinkan guru untuk lebih kreatif dalam mengajar, fokus pada mata pelajaran, dan menciptakan lingkungan belajar yang relevan dan fleksibel bagi siswa (Arita, 2023).
2. Pengaruh Kurikulum Merdeka di Sekolah-sekolah di Bangka Belitung Di Bangka Belitung, penerapan Kurikulum Merdeka memberikan dasar kuat untuk transformasi pendidikan meskipun masih ada tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan kebutuhan pelatihan guru.
Dengan pelatihan bertahap dan fokus pada satu bidang studi, guru dapat mengelola materi ajar lebih efektif. Kerja sama antara pemerintah, guru, dan komunitas sangat penting untuk mendukung keberhasilan penerapan kurikulum ini, sehingga diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dan berkelanjutan (Kemendikbud, 2020; Suhendri, 2023).Tujuan P5 Dalam Kurikulum Merdeka :
1. Memberikan Kesempatan Belajar dari Lingkungan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari lingkungan sekitar, dengan mengangkat permasalahan atau fenomena yang terjadi di sekitar mereka.Siswa diajak untuk mengeksplorasi berbagai isu, seperti kebudayaan, kewirausahaan, teknologi, dan kehidupan berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan mereka.
2. Berkontribusi dan Bekerjasama dengan Masyarakat dan Badan Usaha Tujuan P5 selanjutnya adalah mendorong siswa untuk berkontribusi dan bekerja sama dengan masyarakat atau badan usaha. Dengan berbasis pada lingkungan sekitar, siswa dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat yang terlibat dalam proyek tersebut. Jika proyek berfokus pada kewirausahaan, siswa juga bisa bekerja sama dengan badan usaha untuk memperdalam pemahaman dan pengalaman mereka.
3. Menanamkan Karakter Positif Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila P5 bertujuan memperkuat
Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup enam elemen: berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendalami isu-isu penting di sekitar mereka, sehingga mereka dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Tujuannya adalah membentuk generasi muda yang memiliki moral dan etika yang kokoh, serta mampu menghadapi tantangan global tanpa meninggalkan identitas budaya Indonesia (Purnawanto, 2023; Safitri & Rahim, 2024).
Pentingnya Literasi Sejak Dini Menurut Riady (2013), pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang dilakukan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Salah satu aspek penting dalam PAUD adalah literasi, yaitu kemampuan dasar dalam membaca, menulis, berbicara, dan berhitung. Sayangnya, banyak orang tua yang kurang menyadari
pentingnya literasi sejak dini, sehingga mereka lebih mengenalkan anak pada gadget atau [26/12 15.37] Aiti Berita: permainan daripada membaca. Hal ini menyebabkan banyak anak lebih tertarik menonton
video atau bermain daripada membaca buku. Untuk itu, penting untuk membiasakan anak membaca sejak dini dengan menyediakan buku yang menarik, seperti buku berwarna dan bergambar, agar anak lebih tertarik untuk belajar.
Literasi pada anak usia dini tidak hanya berfokus pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga berperan dalam pengembangan
kognitif, motorik, sosial, dan emosional anak. Dengan membaca buku cerita, anak dapat memperluas wawasan mereka tentang dunia, meningkatkan kreativitas, serta memahami nilai-nilai moral dan empati.
Literasi juga membentuk hubungan yang lebih baik antara anak dan orang tua. Manfaat lain dari kegiatan literasi adalah meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah melalui cerita yang dapat memicu pemikiran anak.
Orang tua berperan besar dalam mendorong literasi dengan membaca bersama anak setiap hari dan menciptakan lingkungan literasi yang mendukung, seperti menyediakan berbagai buku bacaan di rumah (Safitri & Rahim, 2024). Peran Literasi dalam
Mengembangkan Keterampilan Anak Pentingnya literasi pada usia dini tidak hanya membantu anak dalam mengembangkan keterampilan dasar, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan. Literasi informasi, yang melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi, sangat penting untuk anak-anak, meskipun pada usia dini. Hal ini membantu anak mengerti cara belajar yang benar, mengembangkan keterampilan dasar, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab di masa depan (ALA, 2012).
Dengan mengenalkan literasi sejak dini, orang tua dan pendidik dapat memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan anak, serta menyiapkan mereka untuk menghadapi perubahan yang akan datang.
Solusi dan Langkah Ke Depan Pemerintah provinsi dan
kabupaten setempat telah berkomitmen untuk mendukung keberhasilan implementasi Kurikulum
Merdeka dengan meningkatkan pelatihan bagi para guru. Diharapkan, dalam waktu dekat akan ada lebih banyak program pelatihan yang berfokus pada penerapan kurikulum ini di kelas.
“Selain pelatihan guru, kami juga bekerja sama dengan pihak swasta untuk meningkatkan fasilitas teknologi di sekolah-sekolah yang masih kekurangan perangkat pembelajaran digital,” tambah Siti Rahmah.
Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan baik di
Bangka Belitung. Meski ada tantangan yang harus dihadapi, peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini tetap terbuka lebar, terutama dengan memanfaatkan keunikan lokal sebagai kekuatan dalam proses pembelajaran.
Disusun Oleh: Nurul Adinda Nur Syifa Fauziah Meli Ardana Nabilla Meylistianingsih Septi Dwi yanti Yul Nalidia
DOSEN PENGAMPU: ROBBY MANSYAH,M.Pd.